Menumbuhkan Jiwa dan Raga Generasi Penerus Bangsa

menanamkan jiwa nasionalis pada generasi muda

PEKALONGAN MEDIA, OPINI - Isu yang sedang muncul adalah fakta bahwa banyak generasi muda Indonesia belum memahami posisi mereka sebagai anak bangsa. Selain itu, ada banyak siswa yang membolos sekolah, banyak yang tidak menyukai produk domestik, banyak yang melakukan tindakan yang merusak lingkungan, banyak yang melanggar peraturan sekolah, membuang sampah sembarangan, perkelahian antar siswa, penyalahgunaan narkoba, tawuran, geng motor, seks bebas, dan lainnya.

Perilaku ini tidak hanya merugikan orang itu sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat di sekitarnya. Dampaknya terhadap bangsa dan negara adalah bahwa Indonesia akan kehilangan generasi mudanya. Problem ini harus dianggap sebagai masalah nasional dan memerlukan solusi yang tepat. Menanamkan kembali nilai-nilai nasionalisme dan patriotisme pada generasi muda akan membantu mereka menghindari perilaku menyimpang dan negatif.

Sesungguhnya, generasi muda adalah tunas yang akan berkembang menjadi pohon yang kokoh yang akan menaungi negara dan bangsa. Oleh karena itu, tanggung jawab bersama untuk menumbuhkan jiwa dan raga generasi penerus bangsa untuk mewujudkan masa depan yang gemilang.

Membentuk Karakter

Jiwa yang kuat adalah dasar yang akan digunakan generasi penerus bangsa untuk menghadapi tantangan dan hambatan yang akan datang. Sejak kecil, sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila, budi pekerti luhur, dan nasionalisme. Pendidikan karakter harus ditanamkan melalui berbagai cara, seperti keluarga, komunitas, dan pembelajaran formal. Ini dapat dicapai melalui penanaman moral, kepemimpinan, gotong royong, dan kepedulian terhadap sesama.

Gaya hidup sehat harus ditanamkan sejak dini karena menjadi modal utama bagi generasi penerus untuk berkarya dan membangun negara. Pendidikan kesehatan yang komprehensif perlu diberikan, yang mencakup penerapan pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang teratur, dan waktu tidur yang cukup.

Untuk menunjang kesehatan generasi penerus bangsa, fasilitas kesehatan yang memadai dan akses yang mudah harus disediakan. Kerja sama berbagai pihak, yang mencakup pemerintah, keluarga, sekolah, dan masyarakat, diperlukan untuk menumbuhkan jiwa dan raga generasi penerus bangsa.

Keluarga harus memberi anak pondasi yang kuat untuk kehidupan yang akan datang. Dalam Moh. Yamin, Hadi Sutrisno menyatakan “membina anak merupakan salah satu tugas yang menggereja. Pendidikan di dalam keluarga menjadi suatu hal yang penting dan pokok, sementara di sekolah pendidikan hanya sebagai tambahan karena pendidikan di sekolah. Hanya berlangsung beberapa jam saja”.

Jadi, peran keluarga sangat penting untuk perkembangan anak. Dalam bidang sosial budaya, globalisasi memungkinkan kita untuk meniru cara berpikir yang baik, seperti mengembangkan disiplin dan etos kerja yang tinggi, serta meniru kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi (IT) dari bangsa lain yang sudah maju. Pada akhirnya, ini akan membawa kemajuan bangsa kita dan meningkatkan rasa nasionalisme kita.

Seiring dengan adanya perkembangan IPTEK yang semakin maju dan modern masuk ke Indonesia, nasionalisme dan patriotisme mulai memudar, terutama di kalangan generasi milenial. Jiwa Pancasila yang hilang juga berdampak negatif pada bangsa Indonesia. Oleh karena itu, penegasan kembali dan pengembalian kedudukan Pancasila sebagai dasar Negara sangat penting.

Ini penting karena banyak kesalahan dalam menafsirkan Pancasila. Penafsiran ini menyatakan bahwa Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara tetapi juga sebagai alat yang memiliki otoritas untuk mengontrol tindakan negara Indonesia. Dimaksudkan untuk mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila berfungsi sebagai pegangan untuk mengatur sikap dan tingkah laku yang menjadi pedoman bagi individu. Bangsa Indonesia harus menghayati dan menerapkan prinsip kebenaran bangsa Indonesia harus menghayati dan mengamalkan nilai-nilai kebenarannya.

Kesimpulan

Menumbuhkan jiwa dan raga generasi penerus adalah investasi jangka panjang untuk masa depan negara. Dengan kerja sama dan komitmen dari semua pihak, generasi muda Indonesia dapat menjadi generasi yang tangguh, cerdas, dan berkarakter yang siap membangun bangsa dan negara yang maju dan sejahtera. Sudah menjadi kewajiban kita untuk memperbaiki perilaku dan etika generasi muda kita.

Seperti yang kita ketahui, ada dua faktor yang mempengaruhi proses belajar: faktor dari dalam dan dari luar manusia. Oleh karena itu, pemerintah, pendidikan, dan, yang paling penting, keluarga dapat memainkan peran penting dalam menumbuhkan generasi muda yang bermoral dan memiliki sikap nasionalisme yang baik untuk negara dan bangsa mereka.

DAFTAR PUSTAKA

  • Guntoro, M. (2019). “Menanamkan Semangat Nasionalisme & Patriotisme Pada Generasi Muda Di Tengah Pluralisme”. Cendekia Jaya, 1(2), 1-9.
  • Hasanah, U. (2020). “Internalisasi Ideologi Pancasila Melalui Lagu Kebangsaan Untuk Mencegah Memudarnya Nasionalisme”. Jurnal IKA PGSD (Ikatan Alumni PGSD) UNARS, 8(2), 440-451.
  • Septianingrum, A. D. (2021). “Implementasi Nilai Pancasila Pada Generasi Milenial Di Era Serba Modern”. Jurnal Mahasiswa Indonesia, 1(1).
  • Suwahyu, I. (2018). “Pendidikan karakter dalam konsep pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara”. INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 23(2), 192-204.

 

Belum ada Komentar

Posting Komentar

Terima Kasih telah berkunjung ke Pekalongan Media.com, kantor berita Pekalongan. Silahkan tinggalkan komentar anda terkait artikel maupun berita yang baru saja dibaca. Redaksi kami menerima kiriman berita, artikel atau informasi lainnya. Silahkan hubungi kontak kami

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

iklan pekalongan media